Close Housed

Kandang sistem closed house adalah kandang tertutup yang menjamin keamanan secara biologi (kontak dengan organisme lain) dengan pengaturan ventilasi yang baik sehingga lebih sedikit stress yang terjadi pada ternak, menyediakan udara yang sehat bagi ternak, menyediakan iklim yang nyaman bagi ternak, meminimumkan tingkat stress pada ternak.

Broiler Modern

Ayam pedaging hasil persilangan dari berbagai bangsa ayam pedaging, yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan daging secara optimal dan edisien, memiliki keunggulan pertumbuhannya yang sangat cepat dengan bobot badan yang tinggi dalam waktu yang relatif pendek, konversi pakan kecil, siap dipotong pada usia muda serta menghasilkan kualitas daging berserat lunak, yang didukung dengan pakan yang berkualitas dan menajemen pemeliharaan yang maksmila

DOC ( Day Old Chick )

DOC(day old chick), anak yam umur 1 hari sangat menentukan keberhasilan usaha ternak ayam. Kondisi DOC yang baik merupakan modal awal yang sangat penting.

Broiler

Campuran dari beberapa bahan baku pakan, baik yang sudah lengkap maupun yang masih akan dilengkapi, yang disusun secara khusus dan mengandung zat gizi yang mencukupi kebutuhan ternak untuk dapat dipergunakan sesuai dengan jenis ternaknya.

Pakan Ayam Broiler

Campuran dari beberapa bahan baku pakan, baik yang sudah lengkap maupun yang masih akan dilengkapi, yang disusun secara khusus dan mengandung zat gizi yang mencukupi kebutuhan ternak untuk dapat dipergunakan sesuai dengan jenis ternaknya.

Kemitraan Ayam Broiler

Kerjasama pemeliharaan ayam broiler dengan pola kerjasama inti dan plasma. Kerjasama dilaksanakan atas dasar saling percaya dan saling menguntungkan antara inti dan plasma.

Kamis, 15 Oktober 2009

Menghitung Index Performance (IP) Ayam Broiler

Menghitung Index Performance (IP) Ayam Broiler

Penghitungan Index Performance (IP) merupakan salah satu parameter keberhasilan
pemeliharaan ayam broiler. Sedangkan pencapaian kinerja pemeliharaan ayam broiler yang
utama dilakukan melalui pengukuran 5 (lima) parameter, yaitu :
1) Pencapaian bobot badan atau Body Weight (BW);
2) Tingkat konsumsi pakan atau Feed Coversion Ratio (FCR);
3) Rata-rata Umur atau Age saat dipanen (A/U);
4) Tingkat kematian atau Mortality (M);
5) Nilai Produksi (NP)/Indek Performance (IP).

Pengukuran dan penilaian kelima parameter kinerja pemeliharaan mencerminkan kualitas
pemeliharaan ayam broiler. Cara mengukur/menghitung kelima parameter prestasi
pemeliharaan ayam broiler adalah seperti berikut :

Tulisan Lengkap Klik Disini

Rabu, 14 Oktober 2009

Metode Sexing Pada Anak Ayam (DOC)


Sexing DOC bisa dilakukan dengan dua metode: 1) sexing kloaka atau 2) sexing bulu. Setiap metode memiliki kesulitannya masing-masing sehingga jarang digunakan oleh pemilik peternakan skala kecil. Sexing kloaka didasarkan pada identifikasi visual jenis kelamin berdasarkan bentuk organ seksual. Sexing bulu didasarkan pada perbedaan antara karakteristik pada saat menetas.

Sexing kloaka pada ayam saat menetas memiliki tingkat kesulitan tersendiri yang menjadikannya cenderung lebih susah dibandingkan menentukan jenis kelamin jenis hewan lainnya. Alasannya karena organ seksual unggas terletak di dalam tubuhnya dan tidak mudah dibedakan. Organ kopulatori ayam bisa diidentifikasi apakah berjenis kelamin jantan atau betina dari bentuknya, namun ada lebih dari 15 perbedaan bentuk untuk diperhatikan. Oleh karena itu, hanya ada beberapa orang memiliki pengalaman dalam menentukan jenis kelamin unggas karena proses yang sulit tersebut. Kebanyakan dari mereka dilatih dan dipekerjakan di hatchery komersial. Pelatihan menjadi chick sexer ini sangat sulit dan terlalu panjang sehingga rata-rata pemilik peternakan unggas jarang menggunakannya.
Sexing bulu berdasarkan ada karakteristik yang membedakan antara ayam jantan dan betina. Metodenya sangat mudah dipelajari oleh anak kandang, namun kemunculan bulu ditentukan oleh sifat-sifat genetik terseleksi yang biasanya tampak pada strain ayam. Kebanyakan strain ayam tidak memiliki karakteristik sexing bulu dan pertumbuhan bulu dari kedua jenis kelamin muncur identikal (hampir sama).


Metode paling sesuai dari sexing ayam yang dilakukan oleh para pemilik peternakan yaitu memelihara unggas sampai mulai menunjukkan karakteristik sekunder alami dari ujenis kelaminnya. Pada jantan, jengger dan pialnya akan lebih besar dibandingkan betina dan kepala jantan akan lebih cekung dan terlihat maskulin. Betina akan tumbuh lebih lambat dibanding jantan dan lebih jernih serta terlihat feminin. Pada beberapa varietas, bulu dari tiap jenis kelamin akan berkembang sesuai karakteristik pola warna yang mengidentifikasinya. Varietas unggas ini sama dengan strain sexing bulu yang disebutkan di atas. Sexing berdasarkan karakteristik seksual sekunder biasanya tampak saat ayam berumur 4 hingga 6 minggu

Sumber: Missisipi State University (2008)
http://cjfeed.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=333&Itemid=202

Senin, 12 Oktober 2009

JUDUL : PENGARUH PEMBERIAN PROBIOTIK KOMBUCHA TERHADAP PERSENTASE KARKAS, BOBOT LEMAK ABDOMEN DAN ORGAN DALAM PADA AYAM BROILER

PUSTAKA IPTEK

Jurnal Saint dan Teknologi BPPT

PENGARANG : Sindu Akhadiarto

V4.n5.27

Abstract

Fermented tea of kombucha is one of natural feed additive which as probiotics and to prevent bacterial pathogen. Material contains of kombucha like organics acids, enzym, vitamin, live microrganism, and another nutrient will be advantage for broiler chicken. Purpose of this reseach is to evaluate kombucha as feed additive for carcass quality, body fat and edible offal. One hundred day old chicken (DOC) used for 3 treatment : comercial feed type 511 from PT Charoen Phokphan, Selfmade feed (local feed) and local feed plus kombucha (1% of water). Percentage of carcass, boy fat and edible offal (Heart, gizzard, lever, and caecum) measured when 35 day old broiler chicken. Percentage of carcass increase 2% when kombucha fed into water, but kombucha doesnt effect for edible offal and body fat (abdominal and surround the upper and lower parts of the digestive tract). Comercial feed result high percentage of carcass because its has high value at body fat.

Katakunci : Feed Additive , pakan lokal, kombucha.

Sumber :
Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol.4, No.5, (Agustus 2002), hal. 190-193 Humas-BPPT/ANY

PENDAHULUAN

Biaya pakan dalam usaha budidaya ternak unggas (ayam broiler), merupakan komponen terbesar, yaitu sekitar 70%. Mahalnya biaya pakan ini disebabkan karena sebagian besar bahan bakunya masih diimport. Di sisi lain, ketersediaan yang tidak menentu dan tidak adanya jaminan stabilitas kualitas bahan pakan dalam negeri, menyebabkan penggunaan bahan baku impor meningkat. Oleh karena itu penggunaan bahan baku pakan impor akan selalu diusahakan berkurang dengan menggunakan bahan pakan lokal yang berpotensi dan memiliki jumlah yang cukup banyak. Beberapa bahan pakan lokal memiliki kandungan nutrisi rendah dan adanya zat anti nutrisi, oleh karena itu diperlukan usaha untuk mengolah dan menambah bahan pakan imbuhan ( feed additive ) untuk membantu meningkatkan pemanfaatan pakan berbahan baku lokal.

Feed additive (pakan tambahan) terdiri dari vitamin, mineral, antibiotik, kontrabiotik, dan faktor lain seperti hormon pertumbuhan yang umumnya digunakan untuk meningkatkan efisiensi pakan dan performan unggas. Beberapa pakan tambahan seperti hormon dan antibiotik telah dilarang penggunaannya di Indonesia karena terkait dengan isu global peternakan unggas saat ini yaitu adanya cemaran residu yang berbahaya bagi konsumen, resistensi bakteri tertentu dan isu lingkungan. Hanya beberapa jenis antibiotik yang masih dapat dipergunakan, diantaranya avilamycin dan flavomycin.

Ayam broiler memerlukan pakan yang berkualitas tinggi untuk menopang pertumbuhan-nya. Disamping itu, keberadaan pakan tambahan dalam pakan terbukti dapat meningkatkan efisiensi pakan, sehingga dapat menguntungkan para peternak ayam broiler.

Beberapa masalah akan muncul dengan pemberian pakan berkualitas tinggi dan penggunaan pakan tambahan khususnya antibiotik pada ayam broiler. Kandungan lemak yang tinggi dan adanya residu antibiotik dalam karkas ayam broiler merupakan dua masalah utama yang perlu ditanggulangi agar dapat menghasilkan produk yang aman dikonsumsi. Akumulasi antibiotik dalam tubuh manusia dapat menyebabkan sejumlah mikroflora menjadi resisten terhadap antibiotik, sehingga untuk jangka panjang membahayakan kesehatan manusia, sedangkan akumulasi lemak dalam tubuh ternak dapat menurunkan nilai komoditi dari ternak tersebut. Dalam upaya menghasilkan produk peternakan yang sehat, maka diperlukan alternatif penggunaan pakan tambahan yang bersifat alami.

Kombucha adalah teh fermentasi yang telah lama dikenal sebagai biofarmasi untuk manusia di beberapa negara. Teh fermentasi kombucha mengandung beberapa mikroorganisme menguntungkan yaitu Acetobacter xylinium , Bacterium glucocum , Acetobacter kategonum, Picha fermentans serta Sacharomyces (2) . Hasil fermentasinya berupa suspensi yang dapat menghasilkan asam glukoronat, asam laktat, vitamin, bahan antibiotik, dan produk lainnya (3).

KESIMPULAN

Hasil penelitian secara umum menunjukkan bahwa teh fermentasi kombucha dapat diberikan pada ayam broiler dan tidak berpengaruh negatif. Penambahannnya berpengaruh meningkatkan persentase karkas sebesar 2 %. Persentase organ dalam pada perlakuan pakan lokal dengan pakan lokal ditambah kombucha tidak nyata berbeda pada organ hati, seka, gizard dan jantung, demikian pula dengan lemak abdomen dan lemak organ dalamnya.

Perbedaan antara pakan komersial dan pakan lokal sangat nyata pada setiap parameter yang diukur. Persentase karkas pakan komersial lebih besar dibandingkan dengan pakan lokal karena dipengaruhi oleh komposisi lemak abdomen dan organ dalam.

Disarankan penelitian penggunaan teh fermentasi kombucha dilanjutkan pada level penggunaan yang lebih bervariasi untuk mengetahui pengaruhnya secara lebih rinci.

sumber : http://www.iptek.net.id/ind/?mnu=8&ch=jsti&id=303

RESPON AYAM PEDAGING TERHADAP RANSUM YANG MENGANDUNG TEPUNG CACING TANAH (Lumbricus rubellus)

HETI RESNAWATI
Balai Penelitian Ternak, PO Box 221, Bogor 16002
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005

ABSTRAK
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh tepung cacing tanah dalam ransum terhadap
penampilan ayam pedaging. Sebanyak 80 ekor ayam umur sehari strain Arbor Acre (AA) dibagi atas 4
perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan terdiri dari ransum yang mengandung berbagai taraf tepung cacing tanah
yaitu 0, 5, 10 dan 15%, diberikan pada ayam umur 0-5 minggu. Pertambahan bobot hidup per ekor per
minggu pada masing-masing perlakuan berturut-turut adalah 280,2; 282,5; 266,0 dan 280,3 g; konsumsi
ransum adalah 506,95; 512,32; 515,46 dan 501,67 g; konversi ransum adalah 2,05; 1,96; 2,02 dan 2,05g.
Hasil percobaan memperlihatkan bahwa pertambahan bobot hidup, konsumsi ransum, konversi ransum, bobot
karkas, bobot bagian karkas dan organ dalam tidak nyata (P>0,05) dipengaruhi oleh perlakuan ransum.
Keadaan ini mengindikasikan bahwa ransum yang mengandung tepung cacing tanah 5-15% sampai umur 5
minggu dapat direkomendasikan untuk mencapai penampilan optimal ayam pedaging.
Kata Kunci: Tepung Cacing Tanah, Penampilan, Broiler

Dokumen Lengkap Klik disini

Rabu, 30 September 2009

PENANGANAN PRA PANEN AYAM PEDAGING

Dr. Ir. Nurul Huda, MSi
Pusat Studi Pangan dan Gizi
Universitas Bung Hatta
Disampaikan Pada Seminar dan Pelatihan Penanganan
Daging Ayam Broiler, Hotel Muara, Padang
31 Oktober 2002

Sebagai sebuah negara yang terbuka, Pemerintah Indonesia tidak dapat mencegah dari masuknya pengaruh kebudayaan dan teknologi asing di segala aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Salah satu contohnya adalah pengaruh masuknya kebudayaan makanan instant (fast food), terutama dilingkungan masyarakat kota dan kaum muda. Produk Burger, Pizza, Fried Chicken, Donut, Kentang goreng yang tak pernah dikenal sebelumnya, pada saat ini sangat mudah mendapatkannya di pusat-pusat perbelanjaan dan aktifitas masyarakat kota. Diantara beragam jenis fast food yang berkembang pesat di negara kita terseburt, fast food ayam goreng (fried chicken) merupakan jenis fast food yang paling populer dan pesat perkembangannya Pusat-pusat penjualan Kentucky Fried Chicken, McDonald, Texas Fried Chicken, California Fried Chicken dan lain-lain seakan-akan sudah mendominasi penjualan ayam goreng dan menjadi bagian dari gaya hidup modern.
Pada umumnya, pusat penjualan tersebut merupakan usaha franchaise dari luar negeri dan dimiliki oleh pemodal kuat. Produk yang mereka hasilkan sudah memiliki standar tertentu dengan jaminan mutu yang tinggi. Harga yang ditawarkan cenderung hanya terjangkau oleh golongan masyarakat berpenghasilan menengah ke atas. Kekosongan pemasaran ayam goreng untuk konsumen golongan masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah mulai dilirik oleh pengusaha lokal yang bermodal kecil dan sederhana. Dengan menggunakan peralatan dan fasilitas pemasaran yang sederhana, pengusaha kecil ini mencoba memanfaatkan derasnya perobahan gaya hidup modern ini dengan mendirikan warung-warung ayam goreng dipinggir jalan. Keadaan ini juga sudah terjadi di Sumatera Barat, khususnya Kota Padang sebagai Ibu Kota Propinsi.Aktivitas Industri Peternakan.
Bertambah pesatnya perkembangan industri penjualan ayam goreng ini memberikan implikasi positif terhadap perkembangan industri peternakan. Peningkatan ini juga diiringi dengan tututan akan mutu bahan baku. Ayam yang dikehendaki bukan saja harus berada pada suatu ukuran tertentu, namun proses paska panennyapun juga harus dilakukan dengan prosedur yang sesuai dengan memperhatikan mutu daging ayam yang akan dihasilkan. Semakin terpenuhi
tuntutan ini akan semakin tinggi mutu bahan baku ayam yang dihasilkan dan akan semakin tinggi pula nilai jual yang dapat diperoleh. Sebaliknya semakin rendah kemampuan peternak memenuhi tuntutan ini, akan semakin rendah nilai jual dari daging ayam yang dihasilkan.
Proses pra panen merupakan proses setelah hewan diputuskan untuk disembelih, transportasi ketempat penyembelihan, penyembelihan, pemisahan bagian-bagian, pembersihan dan penyimpanan. Sedangkan pascapanen meliputi proses perubahan dari bahan mentah (segar atau beku) menjadi produk yang siap untuk dikonsumsi. Dalam proses pra panen dan pasca panen ini terdapat beberapa istilah yang sepatutnya diketahui oleh seorang peternak penghasil daging ayam yaitu:

Artikel Lengkap klik disini

Minggu, 23 Agustus 2009

Khasiat hati ayam broiler

Hasil penelitian mengungkapkan sebanyak 85% daging dan 37% hati ayam broiler di Jabotabek mengandung residu kelompok antibiotik penisilin cukup besar. Jika daging dan hati ayam itu dikonsumsi dalam jangka waktu cukup panjang berisiko munculnya berbagai penyakit.

Hal itu diungkapkan dua peneliti, Rusiana dan DN Iswarawanti, pada Seminar SEAMO (Southeast Asian Ministers of Education Organization) dan Tromed RCCN (Tropical Mendicine Regional Center for Community Nutrition) Universitas Indonesia di Jakarta, Senin (22/12).

Kepada Media, Rusiana yang juga menjabat Kepala Seksi Penilaian Produk Pangan Fungsional Badan Pengawasan Obat dan Makanan (POM) mengatakan telah melakukan penelitian ayam broiler di Jabotabek (Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi). Sebanyak 80 ekor ayam broiler dijadikan sampel untuk penelitian.

Berdasarkan hasil penelitiannya, ternyata hasilnya 85% daging ayam broiler dan 37% hati ayam broiler itu mengandung residu antibiotik. Rusiana menjelaskan dari sampel daging dan hati broiler itu terdapat residu antibiotik tylosin, penicillin, oxytetracycline, dan kanamycin.

Penelitian sampel kelompok antibiotik menggunakan metode Bioassay dan hasil analisisnya dinilai berdasarkan Codex Alimentarius Commission (CAC) atau standar pangan yang digunakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Organisasi Pangan Dunia (FAO), dan standar European Economic Community (EEC).

“Berdasarkan hasil penelitian terungkap bahwa kelompok antibiotik penisilin merupakan residu yang paling banyak ditemukan di hati ayam,” kata Rusiana.

Sementara itu, Iswarawanti menambahkan hati ayam broiler mengandung lebih banyak antibiotik kelompok penisilin dibandingkan daging. Kandungan antibiotik penisilin mencapai 41,3% jika dihitung berdasarkan maximum residue limit–MRL per batas maksimal residu). Angka itu masih di bawah 45% kandungan MRL residu penisilin.

Namun, dia mengingatkan bahwa sebenarnya kelompok antibiotik penisilin itu bukan digunakan untuk ternak ayam, melainkan untuk pengobatan manusia. Jadi, jika daging dan hati ayam broiler itu dikonsumsi dalam jangka waktu panjang sangat membahayakan kesehatan manusia.

Iswarawanti menjelaskan penyakit yang ditimbulkan akibat mengonsumsi daging dan hati ayam broiler yang mengandung antibiotik itu secara berkepanjangan bisa menyebabkan teratogenic effect, carcinogenic effect, mutagenic effect dan resisten terhadap antibiotik sendiri.

Rusiana menjelaskan bahwa teratogenic effect adalah kandungan antibiotik bisa menyebabkan efek buruk untuk ibu yang mengandung, terutama untuk janinnya. Ibu yang mengandung bisa mengalami keguguran atau bayi yang dilahirkan cacat.

Kalau carcinogenic effect, antibiotik yang masuk ke dalam tubuh dapat menyebabkan munculnya penyakit kanker. Sedangkan mutagenic effect, antibiotik dapat menimbulkan mutasi bagi mikroorganisme seperti bakteri.

Sementara itu, bagi mereka yang banyak mengonsumsi daging dan hati ayam yang mengandung antibiotik, tubuhnya akan mengalami resistan terhadap reaksi antibiotik. Maka, obat antibiotik yang dikonsumsi orang yang banyak makan hati ayam yang mengandung antibiotik tidak akan menimbulkan efek apa pun.

“Antibiotik itu juga bisa menimbulkan alergi seperti menimbulkan bintik-bintik dan gatal-gatal pada kulit,” tambah Rusiana.

Dia menjelaskan, untuk daging yang kandungan antibiotiknya rendah relatif aman. Tetapi, hati ayam yang banyak ditemukan mengandung lebih banyak antibiotik penisilin sudah perlu hati-hati untuk mengonsumsinya. ”Padahal, selama ini banyak orang yang mengharapkan mendapat asupan zat besi dengan memakan hati ayam. Tetapi, hati ayamnya ternyata belum aman,” katanya.
Hasil penelitian mengungkapkan sebanyak 85% daging dan 37% hati ayam broiler di Jabotabek mengandung residu kelompok antibiotik penisilin cukup besar. Jika daging dan hati ayam itu dikonsumsi dalam jangka waktu cukup panjang berisiko munculnya berbagai penyakit.

Hal itu diungkapkan dua peneliti, Rusiana dan DN Iswarawanti, pada Seminar SEAMO (Southeast Asian Ministers of Education Organization) dan Tromed RCCN (Tropical Mendicine Regional Center for Community Nutrition) Universitas Indonesia di Jakarta, Senin (22/12).

Kepada Media, Rusiana yang juga menjabat Kepala Seksi Penilaian Produk Pangan Fungsional Badan Pengawasan Obat dan Makanan (POM) mengatakan telah melakukan penelitian ayam broiler di Jabotabek (Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi). Sebanyak 80 ekor ayam broiler dijadikan sampel untuk penelitian.

Berdasarkan hasil penelitiannya, ternyata hasilnya 85% daging ayam broiler dan 37% hati ayam broiler itu mengandung residu antibiotik. Rusiana menjelaskan dari sampel daging dan hati broiler itu terdapat residu antibiotik tylosin, penicillin, oxytetracycline, dan kanamycin.

Penelitian sampel kelompok antibiotik menggunakan metode Bioassay dan hasil analisisnya dinilai berdasarkan Codex Alimentarius Commission (CAC) atau standar pangan yang digunakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Organisasi Pangan Dunia (FAO), dan standar European Economic Community (EEC).

“Berdasarkan hasil penelitian terungkap bahwa kelompok antibiotik penisilin merupakan residu yang paling banyak ditemukan di hati ayam,” kata Rusiana.

Sementara itu, Iswarawanti menambahkan hati ayam broiler mengandung lebih banyak antibiotik kelompok penisilin dibandingkan daging. Kandungan antibiotik penisilin mencapai 41,3% jika dihitung berdasarkan maximum residue limit–MRL per batas maksimal residu). Angka itu masih di bawah 45% kandungan MRL residu penisilin.

Namun, dia mengingatkan bahwa sebenarnya kelompok antibiotik penisilin itu bukan digunakan untuk ternak ayam, melainkan untuk pengobatan manusia. Jadi, jika daging dan hati ayam broiler itu dikonsumsi dalam jangka waktu panjang sangat membahayakan kesehatan manusia.

Iswarawanti menjelaskan penyakit yang ditimbulkan akibat mengonsumsi daging dan hati ayam broiler yang mengandung antibiotik itu secara berkepanjangan bisa menyebabkan teratogenic effect, carcinogenic effect, mutagenic effect dan resisten terhadap antibiotik sendiri.

Rusiana menjelaskan bahwa teratogenic effect adalah kandungan antibiotik bisa menyebabkan efek buruk untuk ibu yang mengandung, terutama untuk janinnya. Ibu yang mengandung bisa mengalami keguguran atau bayi yang dilahirkan cacat.

Kalau carcinogenic effect, antibiotik yang masuk ke dalam tubuh dapat menyebabkan munculnya penyakit kanker. Sedangkan mutagenic effect, antibiotik dapat menimbulkan mutasi bagi mikroorganisme seperti bakteri.

Sementara itu, bagi mereka yang banyak mengonsumsi daging dan hati ayam yang mengandung antibiotik, tubuhnya akan mengalami resistan terhadap reaksi antibiotik. Maka, obat antibiotik yang dikonsumsi orang yang banyak makan hati ayam yang mengandung antibiotik tidak akan menimbulkan efek apa pun.

“Antibiotik itu juga bisa menimbulkan alergi seperti menimbulkan bintik-bintik dan gatal-gatal pada kulit,” tambah Rusiana.

Dia menjelaskan, untuk daging yang kandungan antibiotiknya rendah relatif aman. Tetapi, hati ayam yang banyak ditemukan mengandung lebih banyak antibiotik penisilin sudah perlu hati-hati untuk mengonsumsinya. ”Padahal, selama ini banyak orang yang mengharapkan mendapat asupan zat besi dengan memakan hati ayam. Tetapi, hati ayamnya ternyata belum aman,” katanya.

Ditanya kenapa daging dan ayam brolier mengandung antibiotik terutama penisilin, Iswarawanti mengatakan kemungkinan ketidaktahuan dan tidak adanya penyuluhan bagi peternak ayam. Mereka hanya mengharapkan ayamnya sehat, maka disuntik atau diberi pakan yang mengandung antibiotik.
Sumber : http://masenchipz.com/khasiat-hati-ayam-broiler

Selasa, 02 Juni 2009

KONTROL LALAT DALAM MENCEGAH PENYEBARAN PENYAKIT

KONTROL lalat dalam suatu farm merupakan hal yang mendasar dalam manajemen pengendalian penyakit. Lalat dapat menimbulkan berbagai masalah di suatu peternakan, diantaranya dapat menyebarkan penyakit, menganggu pekerja kandang, menurunkan produksi, menurunkan kualitas telur dan mencairkan kotoran ayam (menimbulkan ammonia tinggi).
Serangga satu ini memiliki keunikan di bandingkan dengan serangga lain, yakni biasa meludahi makanannya sendiri. Lalat hanya bisa makan dalam kondisi cair. Reaksi lalat terhadap makanan yang dihadapi akan mengeluarkan enzim, agar makanan tersebut menjadi cair, setelah cair makanan akan disedot masuk ke dalam perut sehingga akan mudah bakteri dan virus turut masuk ke dalam saluran pencernaannya dan berkembang di dalamnya.
Penyakit yang disebabkan lalat dan larvanya :
• Lalat menjadi vektor : penyakit gastrointestinal pada mamalia dan feses.
• NDV telah diisolasi pada lalat dewasa lalat rumah kecil (Fannia canicularis) dan larva lalat rumah (Musca domestica).
• Larva dan lalat dewasa (M. Domestica) sering termakan ayam, kemudian menjadi “Hospes Intermedier” cacing pita pada ayam dan kalkun.
• Lalat rumah (M. domestica) yang makan darah ayam yang tercemar kolera unggas dapat menyebarkan penyakit tersebut ke ayam lain.
Suksesnya program control dilakukan dengan suatu metode pendekatan terintegrasi yakni ada 4 strategi manajemen dasar.
1. Memelihara kotoran tetap kering.
2. Metode biologi, seperti menggunakan pemangsa yang menguntungkan (merangsang pertumbuhan musuh alami lalat yang biasanya banyak ditemui di kotoran dan musuh lalat ini dapat tumbuh baik jika kotoran kering).
Kotoran kering akan membantu mendukung berkembangnya pemangsa dan benalu dari perkembangbiakan lalat. Populasi predator dan parasit terutama terdiri dari kumbang, kutu dan lebah. Pertumbuhan musuh lalat ini umumnya lebih lambat dibanding lalat itu sendiri. Populasi yang cukup tinggi pada hakekatnya bermanfaat bagi pengendalian lalat dan dapat dikendalikan hanya dengan jalan tidak mengganggu kotoran dalam jangka waktu yang lama. Untuk memelihara populasi serangga, maka pindahkan kotoran yang berlebih di minggu-minggu awal atau saat musim dingin (saat lalat kurang aktif), seperti halnya memperkecil penggunaan insektisida pada kotoran.
Di Denmark telah ditemukan penemuan baru berupa pemangsa lalat dari lalat itu sendiri. Prinsip yang dipakai adalah jika kepadatan lalat makin tinggi, maka lalat ini dapat menjadi pemangsa bagi lalat lain. Asal pemangsa yang digunakan ini ditemukan di Kenya, termasuk genus Ophyra Aeenses yang dapat memangsa lalat yang tidak
diinginkan.Serangga Kenya ini bertelur di kotoran dan dapat berhenti bereproduksi ketika temperatur dibawah 15 – 17 0C.
Pada kantong yang terkenamatahari langsung, Ophyra Aeenses tidak bisa bertahan, jenis ini lebih menyukai pergerakan udara yang baik. Penemuan baru itu berupa campuran lalat dewasa, pupa dan larva dalam satu kantung dengan berat 120 gram. Dari telur hingga dewasa, lalat membutuhkan waktu siklus 14 hari, sehingga populasi akan berganti dengan sendirinya. Efek predation/pemangsa akan muncul 2 bulan. Banyaknya kantong yang dibutuhkan tergantung pada ukuran kandang. Untuk tiap 100 m area dibutuhkan 1 kantong. Cara menggunakan metode ini : pada 3 bulan pertama diberi kantong baru. Setelah itu, gunakan kantung baru tiap 2 bulan (hanya untuk memastikan populasi pemangsa tidak berkurang).

3. Metode mekanik yakni dengan biosekuriti.
• Manajemen kebersihan : pembersihan dan desinfeksi kandang, terutama setelah panen.
• Manajemen sampah : pembuangan litter, kotoran dan bangkai ayam.
Pindahkan hewan yang mati
dengan segera dan membuangnya dengan baik (dibakar atau lainnya). Minimalkan akumulasi pakan yang tumpah. Di luar kandang, bersihkan rumput liar disekitarnya untuk menghindari kerumunan lalat dewasa serta agar pergerakan udara di sekitar kandang lebih baik
Manajemen kandang : ventilasi, pengendalian kelembaban litter dan kebocoran air. Lalat dapat berkembangbiak di kotoran dengan
kelembaban 55-85%.Oleh karena ini perlu menghindari agar kandang tidak lembab, seperti mencegah kebocoran, pastikan air tidak masuk ke dalam lubang serta mengatur aliran udara agar dapat memberikan efek kering pada permukaan kotoran.

4. Kontrol kimia melalui aplikasi insektisida atau obat-obatan (spray, fogs dan lain-lain). Salah satu jenis insektisida (produk terbaru Bayer) dalam pengendalian lalat diantaranya adalah Quick Bayt. Quick Bayt merupakan racun umpan lalat yang berbentuk butiran merah. Insektisida ini mengandung kombinasi dari bahan aktif imidakloprid, umpan ganda yang efektif (gula dan musculare) dan bitrex.
Imidakloprid merupakan bahan aktif dari golongan kloronikotinil yag bekerja cepat sebagai racun perut dan sangat efektif mengendalikan lalat. Gula dan Musculare adalah bentuk umpan yang tepat dan poros memudahkan lalat menghisapnya. Umpan ganda ini sangat aktraktif bagi lalat. Bitrex merupakan bahan dengan rasa pahit (tapi disenangi lalat) untuk menghindari tertelannya Quick Bayt oleh hewan atau
manusia. Keunggulan produk ini adalah tahan lama, sehingga memastikan keberhasilan dalam waktu yang lama. Penggunaan Quick Bayt
dapat dilakukan dengan
• Penaburan
Quick Bayt ditempatkan pada tempat berkumpulnya lalat (kemasan 350 gram), dapat digunakan 70 X 5 gram titik umpan, untuk luas area 175 – 200 m2 di area lantai dan dapat pula ditabur dengan sebaran 1,75 – 2 gram/m2.
• Pengulasan
Teknik pengulasan : Quick Bayt dicampur dengan air (1 gram/ml air). Kemudian diaduk sampai rata dan setiap 10 – 15 menit harus diaduk kembali. Setelah itu dioleskan ditempat dimana lalat biasa hinggap atau di kertas. Lalat dapat hidup rata-rata 21 hari, namun jika telah makan Quick Bayt hanya dengan beberapa menit, lalat akan lemas dan akhirnya mati. Pengendalian lalat yang sering dijumpai di peternakan sering gagal dilakukan. Ini disebabkan karena pengendalian hanya dilakukan pada
lalat dewasa tanpa membasmi larvanya atau sebaliknya.. Jika yang dibasmi lalat dewasanya saja, maka larva yang ada pada feses akan dapat berkembang menjadi lalat dewasa. Sebaliknya jika yang dibasmi larvanya, maka lalat dewasa masih mempunyai kesempatan untuk dapat berproduksi menghasilkan telur. Hal-hal lain yang perlu diperhatikan adalah migrasi lalat seperti antar lokasi farm atau dari
sumber lain, seperti tempat pembuangan sampah atau bangkai ayam. Agar program pengendalian lalat sukses dilakukan, maka keempat
strategi tersebut harus dilakukan secara bersamaan.

Beberapa Penyakit yang disebabkan lalat

Penyakit Tahun Publikasi
- Avian Influenza 1984 Collison
- Campylobacter 1983 Rosef et. al
- ND 1975 Rogoff et, al
- Coccidiosis 1976 Miloushev
- Cestodiosis 1976 Abrams
- Efek Amonia ND Virus 1964 Anderson
- Fowl Pasteurellosis 1972 NN
(Sumber : Pig International Desember 2005 dan Seminar “ Insekta & Transmisi Penyakit”, Drh .Darjono MSc, PhD). BULETIN CP. PEBRUARI 2006

Blog Advertising

Tanaman Sekitar Kandang

Lokasi kandang ayam di banyak tempat masih memiliki “sisa” tanah yang tidak dipergunakan untuk kandang, umumnya lahan “sisa” tersebut dimanfaatkan oleh peternak untuk menanam tanaman atau pohon dengan berbagai tujuan, misalnya untuk konsumsi, tanaman pelindung, ataupun untuk menambah pendapatan dari tanaman tersebut.
Pada pemeliharaan broiler selain harus memperhatikan kondisi di dalam kandang (sushu, kelembaban, dll) harus pula diperhatikan kondisi disekitar kandang (diluar kandang). Karena hal ini juga mempengaruhi pada performa ayam yang dipelihara.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
1.Tanaman sekitar kandang
2.Jarak tanaman di sekitar kandang
3.Pemeliharaan tanaman dengan cara dilakukan penyemprotan dengan obat tanaman

Tanaman disekitar kandang, tanaman di sekitar kandang bias mendatangkan manfaat yang cukup besar bagi peternak dan ternak nya, namun bila dilakukan dengan tidak terkontrol, keadaan bisa terbalik. Penanaman pohon ataupun tanaman disekitar kandang, sebaiknya memilih jenis tanaman yang tidak memiliki daun yang lebar dan lebat, karena hal ini akan menghalangi sirkulasi angin dari luar kandang ke dalam kandang yang dibutuhkan oleh ayam. Selain itu juga pemilihan tanaman sebaiknya yang tidak menimbulkan “debu” ketika tertiup oleh angin, misalnya jagun. Jagung akan menimbulkan debu yang cukup banyak ketika angin bertiup dan serbuk sari yang ada di jagung akan tertiup ke kandang, hal ini akan merugikan pada kesehatan ayam karena bisa menimbulkan penyakit, misalnya CRD. Karena ayam terlalu banyak menghisap debu tersebut.

Selain memperhatikan jenis tanaman ataupun pohonnya, harus juga diperhatikan kebersihan tanaman tersebut, termasuk rumput di sekitar kandang. Rumput yang terlalu tinggi akan mengurangi sirkulasi udara ke dalam kandang, selain itu juga tanaman-tanaman di sekitar kandang kalau tidak dilakukan perawatan dengan cara penyemprotan hama penyakit tanaman, bisa merugikan pada ayam karena tanaman-tanaman tersebut bisa dijadikan tempat bertelurnya lalat-lalat dan kemudian telur itu pada 29 hari kemudian akan berubah menjadi lalat dewasa dan bisa sebagai penyebar penyakit.

Jarak tanaman di sekitar kandang, penanaman pohon atau tanaman, sebaiknya tidak terlalu dekat ke kandang, hal ini di maksudkan supaya tidak menghalangi sirkulasi udara dari luar kandang ke dalam kandang.

LALAT MUSUH BERSAMA


Lalat dapat menjadi perantara (carrier) dalam penyebaran berbagai macam penyakit yang dapat mengganggu dan membahayakan kesehatan manusia. Contohnya: diarea, salmonella tyfosa (tipes), dan avian influenza (flu burung) dll. Siklus hidup lalat termasuk pendek hanya 29 hari namun sekali bertelur sekitar 150-500 butir adlam setiap harinya. Bayangkan bila lalat betina yang bertelur 28 hari kemudian mati dihari yagn ke 29. Populasi lalat akan selalu menjadi masalah untuk kesehatan manusia. Fenomena lalat layaknya fenomena gunung es yang menyeruak ke atas hanya puncaknya saja yaitu lalat dewasa padahal dibawah telah siap telur, larva, pupa menyusul menjadi lalat dewasa. Lalat rumah (haouse fly) pada setiap ekornya membawa 125.000 kuman. (Wikipedia)

OMILAT (system sistematik)
Omilat adalah cairan/butiran pembunuh LALAT yang sangat efektif untuk menekan populasi lalat dan membunuh lalat, namun AMAN untuk manusia dan ramah lingkungan.
Omilat mempunyai aroma yang disukai lalat sehingga lalat akan menghisapnya kemudian mati.
Kocok terlebih dahulu sebelum digunakan.
Omilat cair 100ml dicampurkan dengan 1000ml air dan kocok merata, lalu masukan larutan omilat cair dalam sprayer kecil kemudian semprotkan pada lantau atau permukaan yang banyak dihinggapi lalat.
Omilat oles dioleskan (menggunakan kuas) pada kayu, triplex, karton atau media yang dapat dijadikan alas dan tempatkan pada lokasi yang banyak lalatnya.
Omilat granule ditaburkan pada nampan/wadah dan tempatkan pada lokasi yang banyak lalatnya.

FAST KILLER (System kontak)
FAST KILLER adalah cairan pembunuh LALAT dengan komposisi yang sempurna untuk membunuh lalat, semut dan kecoa.
Kocok terlebih dahulu sebelum digunakan
FAST KILLER 30-50 ml dicampurkan ke dalam 1 liter air.
Masukan larutan FAST KILLER cair ke dalam sprayer, kemudian semprotkan pada lantai atau permukaan yang sering dihinggapi lalat.

Senin, 04 Mei 2009

Pertahankan Kualitas Litter


DALAM menjalankan budidaya broiler agar mendapatkan hasil yang baik harus memerlukan seni tersendiri. Masalah pakan, strain yang baik dan manajemen sangat kita perhatikan. Ada hal kecil yang masih diabaikan yaitu manajemen litter. Dalam kondisi apapun, bentuk kandang yang bagaimanapun, kita harus menjaga agar litter selalu kering Ada yang berpendapat kalau litter kering, susah untuk menjual pupuknya nanti, jadi mereka menginginkan kondisi litter yang lembab atau basah. Tetapi pendapat
atau argument tersebut tidak benar, karena litter basah atau lembab mengakibatkan kadar amoniak yang tinggi dan akan mengakibatkan performance ayam menjadi menurun.

Tanpa menggunakan alat, amoniak hanya bisa dideteksi jika kadarnya dalam kandang paling sedikit 20 ppm, pada hal dengan kadar amoniak seperti itu sudah mengakibatkan kerusakan pada paru-paru.

Adapun beberapa jenis bahan yang dapat digunakan sebagai alas kandang ( Litter ) untuk budidaya broiler sebagai berikut :
1. Sekam padi (Tidak terlalu menyerap, dapat dicampur dengan bahan lain)
2. Jerami yang telah dipotong kecil.
3. Serbuk gergaji (Berdebu,dan biasanya tidak terlalu disarankan)
4. Kertas yang telah dipotong kecil (Susah diterapkan untuk daerah yang kelembaban tinggi).
5. Pasir (Untuk daerah kering).
6. Serutan kayu (Wood shavings)
(Catatan : Litter digunakan tergantung yang tersedia diarea atau daerah masing-masing).

Litter atau alas kandang sebaiknya sudah dipersiapkan sebelum anak ayam masuk agar
supaya semua kebutuhan anak ayam bisa terpenuhi. Prosedur pemasukan sekam dalam kandang adalah sebagai berikut (Gambar 1.)

Kebutuhan dan kualitas litter
Standar kebutuhan litter seperti pada Tabel 2 dibawah ini :

Selain standar litter pada Tabel 2 diatas dapat juga ditentukan kebutuhan litter per 1,000 ekor ayam. Hal ini hanya untuk mempermudah saja dalam menghitung kebutuhan litter, karena biasanya sekam padi dijual sudah dalam karung pakan (1,000 ekor ayam membutuhkan sekam sebanyak 40 – 50 karung pakan) Bukan hal yang susah menjaga kondisi litter didalam kandang tetap kering dan tidak menggumpal jika faktor pencetus diatas dapat dihindari. Namun terlepas dari semua itu peranan anak kandang atau care taker sangat menentukan, terutama dalam hal ketelitiannya dalam mengontrol
permasalahan didalam kandang.

Sekam yang menggumpal langsung dikeluarkan dan diganti dengan yang baru. Jika dasarnya sudah lembab sebaiknya ditaburi kapur agar cepat kering, setelah itu baru ditambahkan sekam yang baru. Atap kandang yang bocor secepatnya diperbaiki, dan hindari pekerjaan yang tergesagesa, terutama dalam pergantian air minum, jangan sampai tumpah ke litter. Ventilasi harus baik dan lancar, agar sirkulasi udara cukup baik, sehingga udara kotor tidak terakumulasi didalam kandang.

Selain itu, penyebab penurunan kualitas litter harus dianalisa dan langsung dilakukan tindakan agar tidak menjadi faktor pemicu menurunnya kualitas kesehatan ayam yang selanjutnya akan mengakibatkan performance produksi kurang baik (Gambar 3).

Kesimpulan
Kondisi litter tetap harus dijaga agar selalu kering dan gunakanlah litter atau alas kandang yang tersedia dan layak dipakai, sesuai kondisi area pemeliharaan masing-masing. Bedakan penurunan kualitas litter karena disebabkan oleh kondisi ayam (Infeksi penyakit, seperti enteritis) atau kondisi lingkungan, sehingga penyebab permasalahan dapat diantisipasi dengan cepat. Kondisi litter mempengaruhi performance, jadi tidak bisa dianggap sesuatu yang tidak penting.
Syahrir Akil, Manager Technical Service and Development, Charoen Pokphand Indonesia.
Buletin CP Edisi Juli 2006 No 79/tahun VII

Air Minum Sistem Nipple Untuk Broiler


TIDAK dapat dipungkiri bahwa, air sangat berperan dalam kesuksesan suatu usaha peternakan, dimana tanpa air yang cukup ternak tidak dapat melangsungkan kehidupannya.
Ayam dapat hidup tanpa makan dalam beberapa hari, namun tanpa air minum tidak bisa bertahan lama. Bahkan kehilangan air sampai 10 % dari berat badan dapat mengakibatkan kematian, yang tentunya mengakibatkan kerugian.
Beberapa tahun terakhir, penggunaan sistem nipple untuk air minum ayam broiler makin popular, karena dapat mengurangi kontaminasi dari partikel- partikel debu dan kotoran lain yang berasal dari area sekitar atau bahkan dalam kandang unggas sendiri. Selain dapat mengurangi pekerjaan anak kandang juga dapat menghemat penggunaan air minum, tetapi bukan berarti bahwa perhatian terhadap manajemen lainnya diabaikan.



Air minum sistem nipple
1 unit nipple sudah mencukupi untuk 10 ekor broiler ( Broiler Management Guides By ISA HUBBARD, 2000 ). Sebelum dan sesudah di pakai sebaiknya nipple selalu di flushing agar kondisi nipple tetap normal, sehingga aliran air didalam pipa lancar.
Ketinggian nipple dari ayam sebaiknya selalu di kontrol agar supaya semua ayam mendapat air minum yang cukup, demikian pula ,posisi nipple, harus selalu lurus atau tidak bengkok. Ketinggian nipple untuk broiler komersial dapat dilihat pada Grafik 1.
Posisi ayam waktu minum dengan menggunakan sistem nipple dapat dilihat pada gambar 1 .
Teknik pembersihan air minum sistem nipple
Dalam kondisi normal, cukup dengan flushing dengan



mengunakan aliran air dengan tekanan yang lebih tinggi. Jika mengunakan bahan pembersih seperti vinegar, jangan lebih dari tiga jam didalam pipa nipple di endapkan, sedangkan proporsi antara vinegar dan air tergantung kebutuhan.
Setelah selesai memberikan vaksin atau obat sebaiknya langsung di flushing, jika vaksin dan obat yang dilakukan melalui niple sistem.
Filter air dicheck kondisinya, dan tekanan air selalu diatur di regulator. Setelah ayam selesai panen, sebaiknya nipple dilepas dan dibersihkan. Pisahkan tiap bagian pipa, lalu cuci atau bilas dengan air bertekanan tinggi, agar semua kotoran dalam pipa terbuang lalu simpan di gudang peralatan.
Kesimpulan
Penggunaan sistem nipple untuk air minum ayam broiler, sangat penting untuk menjaga kebersihan dari kontaminasi dengan udara luar, agar kualitas air minum tetap terjamin, tetapi uji kualitas air minum tetap harus dilakukan secara berkala (Tiap 6 bulan) atau tergantung kasus yang terjadi dalam suatu lingkungan farm.
Penggunaan sistem nipple untuk air minum ayam broiler bertujuan agar performans produksi tetap baik. (Syahrir Akil Technical Service Manager PT.Charoen Pokphand Indonesia)
Buletin CP no 77/tahun VII Mei 2006

Sabtu, 04 April 2009

Jamu Ternak untuk Ayam Broiler

Bahan-bahan :

1. Koneng (kunyit)
2. kencur
3. laja (lengkuas)
4. jahe
5. seureuh (sirih)
6. daun pepaya
7. bawang putih

masing-masing bahan sebanyak 250 gr.
Setiap bahan di haluskan (dibelnder) blender sampai halus lalu semua bahan dicampurkan. Masukan kedalam jeriken 20ltr, tambahkan probiotik (EM4) 1 liter untk fermentasi, ditambah air 20 liter. Diamkan selama 10 hari, penutup jeriken tiap hr dbuka tutup untk membuang gas hasil fermentasi. Setelah fermentasi selama 10 hari jamu bsa dipakai, pisahkan antara air dengan ampasnya.
Dosis, 1ltr air jamu dtmbh gula merah 12,5gr dtmbh air 12,5 liter. Ampas bsa dikeringkan kmudian dcampur dgn pakan. Jamu bsa dpakai untk ayam mulai umur 1 smpai panen. selamat mencoba smg berhasil

Senin, 16 Maret 2009

PENGARUH STRAIN DAN MODEL KANDANG TERHADAP PERFORMA FISIOLOGIS DAN PRODUKSI BROILER

ABSTRAK
PENGARUH STRAIN DAN MODEL KANDANG TERHADAP
PERFORMA FISIOLOGIS DAN PRODUKSI BROILER•
Oleh:
Purnama Edy Santosa dan Riyanti
Di Lampung banyak peternak yang memelihara broiler dengan strain broiler
beragam. Broiler tersebut dipelihara pada model kandang terbuka, yaitu model
kandang postal dan model kandang panggung. Tinggi suhu lingkungan
merupakan salah satu kendala dalam usaha broiler. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui adakah interaksi antara strain dan model kandang yang digunakan
terhadap respon fisiologis dan produksi broiler; mengetahui pengaruh strain
terhadap respon fisiologis dan produksi broiler; mengetahui pengaruh model
kandang terhadap respon fisiologis dan produksi broiler. Penelitian dilakukan
di kandang komersial milik peternak di Desa Binong Gedong Tataan Lampung
Selatan pada bulan Juli – Agustus 2007. Rancangan yang digunakan adalah
Rancangan Acak Lengkap dengan poia faktorial yaitu faktor perlakuan strain
terdiri atas 2 macam strain (Lohmann dan Cobb ) dan faktor perlakuan model
kandang terdiri atas 2 macam model kandang (kandang panggung dan kandang
postal). Masing-masing kombinasi perlakuan diulang enam kali. Setiap satuan
percobaan menggunakan 10 ekor ayam. Data yang diperoleh dianalisis ragam
pada taraf nyata 5 %. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat interaksi
antara strain (Cobb dan Lohmann) dan model kandang yang digunakan (Postal
dan Panggung) terhadap respon fisiologis (suhu abdominal, suhu kulit shank,
frekunsi pemafasan) dan respon produksi (pertambahan berat tubuh, konsumsi
ransum, konversi ransum) broiler; Strain berpengaruh tidak nyata (P > 0,05) .
terhadap terhadap respon fisiologis namun berpengaruh nyata (P < 0,05)
terhadap respon produksi broiler; Model kandang berpengaruh tidak nyata (P >
0,05) terhadap respon fisiologis, berpengaruh nyata terhadap pertambahan berat
tubuh dan konversi ransum, namun tidak berpengaruh nyata (P > 0,05)terhadap
konsumsi ransum broiler umur 4 minggu.

Rabu, 18 Februari 2009

Vitamin K Untuk Unggas

Vitamin K Untuk Unggas

Vitamin merupakan nutrien organik yang dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk berbagai fungsi biokimiawi yang umumnya tidak disintesis oleh tubuh sehingga harus dipasok dari pakan.

Asal kata Vitamin K berasal dari ”Koagulations” dalam bahasa Jerman, banyak dibutuhkan untuk proses pembekuan darah. Secara kimia vitamin K terdiri dari turunan 2 methyl-1,4-naphthoquinone. Vitamin K2 (menaquinone, menatetrenone) secara normal diproduksi oleh bakteri dalam saluran pencernaan, dan defisiensi gizi akibat diet yang sangat jarang kecuali saluran pencernaan mengalami kerusakan yang sangat parah sehingga tidak dapat menyerap molekul.

Kekurangan Vitamin K

Kekurangan vitamin K akan memperlambat pembekuan darah. Anak ayam yang dalam ransumnya kekurangan vitamin K, dapat menyebabkan kematian karena pendarahan akibat luka-luka yang disebabkan pecahnya urat darah. Hemorrhagi dapat timbul di bawah kulit, intramuskular atau intraperitoneal, yang luasnya bervariasi.

Gejala defisiensi atau kekurangan vitamin K sering timbul pada anak ayam sekitar dua sampai tiga minggu setelah anak ayam tersebut mulai makan ransum yang defisiensi akan vitamin K. Sulfaquinoksalin dalam ransum atau dalam air minum mempertinggi parahnya gejala tersebut. Hemorrhagi dapat terlihat pada dada, kaki, sayap, dalam rongga perut dan pada permukaan usus. Anak ayam menderita anemia sebagian disebabkan karena kehilangan darah akan tetapi juga karena sumsum tulang yang hipoplastik. Defisiensi ringan seringkali menyebabkan bercak-bercak hemorrhagis.
Ayam dewasa kelihatannya tidak dipengaruhi oleh defisiensi vitamin K akut. Hal ini menimbulkan dugaan bahwa ayam dewasa dapat mensintesis vitamin tersebut. Ayam dewasa yang mendapat ransum berkadar vitamin K rendah, menghasilkan telur-telur yang rendah kadar vitamin K-nya. Bila telur-telur tersebut ditetaskan akan diperoleh anak ayam yang mempunyai persediaan vitamin K sangat rendah dalam tubuhnya. Sebagai konsekuensinya anak ayam tersebut dapat mati akibat pendarahan suatu luka pada waktu pemasangan nomor di sayapnya.

Meskipun waktu pembekuan darah merupakan ukuran defisiensi vitamin K yang baik, suatu ukuran yang lebih tepat telah diperoleh dengan menentukan waktu prothrombin. Waktu prothrombin pada anak ayam yang menderita defisiensi berat dapat diperpanjang dari normal 17-20 detik menjadi 5-6 menit atau lebih.
Vitamin K penting untuk pembentukan prothrombin oleh hati. Koagulasi darah terdiri dari dua tingkatan utama, yaitu: (1) prothrombin (dengan adanya thromboplastin, kalsium dan faktor-faktor lainnya) dirubah kedalam thrombin; dan (2) fibrinogen (dirangsang oleh trombin) dirubah kedalam gumpalan fibrin.
Karena prothrombin merupakan bagian penting dari mekanisme penggumpalan darah, maka defisiensi vitamin K menyebabkan waktu pembekuan darah diperpanjang sedemikian rupa sehingga anak ayam atau anak kalkun yang diserang dapat mati karena pendarahan akibat luka ringan. Untuk menjaga jangan sampai terjadi defisiensi vitamin K, pabrik-pabrik pakan ternak menambahkan senyawa vitamin K sintetik (menadion atau menadion natrium bisulfit) ke dalam ransumnya.

Vitamin K akan kehilangan aktivitasnya dengan adanya obat-obatan sulfa, yang merupakan antagenis terhadap vitamin K. Obat-obatan tersebut tidak mempunyai pengaruh bila vitamin K diberikan dalam bentuk menadion atau menadion natrium bisulfit. Vitamin K larut dalam lemak, stabil terhadap panas dan labil terhadap oksidasi alkali, asam kuat, cahaya dan penyinaran.

Sumber terkaya yang mengandung vitamin K (K1) adalah tumbuh-tumbuhan seperti alfalfa dan rumput hijau. Akan tetapi minyak kacang kedelai juga mengandung vitamin tersebut. Vitamin K2 (menaquinone) dihasilkan oleh flora bakteri pada hewan dan penting dalam menyediakan kebutuhan vitamin K pada manusia dan sebagian besar hewan mammalia lainnya. Akan tetapi, ayam yang tidak mempunyai cukup vitamin K dapat mensintesis dari mikroba usus.

Penambahan Vitamin K dalam Ransum Unggas

Ransum unggas yang tidak cukup mengandung vitamin K, biasanya ditambah dengan sumber-sumber khusus vitamin tersebut. Bahan pakan seperti kacang kedelai berkadar lemak tinggi, bungkil biji-bijian berminyak, serta tepung ikan yang telah membusuk kesemuanya menyediakan cukup vitamin K. Langkah yang dapat menimbulkan defisiensi vitamin K, di antaranya : (1) ekstraksi larutan bungkil kacang kedelai dan bungkil biji-bijian berminyak; (2) pengolahan tepung ikan telah disempurnakan dengan akibat kadar menaquinon yang rendah karena kekurangan pembusukan; dan (3) penggunaan obat-obatan yang menghalang-halangi vitamin K dalam ransum. Hal tersebut berpengaruh ganda yang membuat penambahan vitamin K yang ditambahkan harus cukup untuk menanggulangi kebutuhan akan vitamin, dan terhadap berbagai macam stres yang ditemukan dalam produksi unggas.

Kebutuhan vitamin K1 pada anak ayam didasarkan atas ransum praktis yang bebas dari zat-zat pembuat stres, seperti sulfaquinoksalin, yang dapat mempertinggi kebutuhan akan vitamin tersebut. Bila dalam ransum atau dalam air minum terdapat sulfaquinoksalin atau obat-obatan lainnya, maka biasanya ditambahkan menadion natrium bisulfit sebesar 2 sampai 3 gram per ton ransum.

sumber : poultryindonesia

Selasa, 17 Februari 2009

KAPAN WAKTU YANG TEPAT UNTUK PANEN?


tujuan pemeliharaan ayam yang dilakukan oleh peternak ataupun industri peternakan (ayam) adalah hasil yang memuaskan (baik Index Performa ataupun nilai ekonomis /keuntungan). selama proses pemeliharaan, manajemen pemeliharaan dilakukan secara total dengan maksud supaya hasil bisa memuaskan. kapan sebaiknya ayam yang dipelihara tepat untuk dilakukan panen?

secara teknis produksi, ayam tepat untuk dilakukan panen yaitu ketika ayam tersebut sudah bisa mencapai standar yang diterapkan (bobot dan fcr). Waktu yang tepat untuk penjualan ayam broiler akan menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh peternak. Semakin besar badan broiler maka semakin banyak pakan yang dikonsumsi untuk menghasilkan 1 Kg daging.

Salah satu cara yang biasa digunakan untuk mengukur keberhasilan usaha Broiler adalah dengan menghitung konversi pakan, maksudnya adalah jumlah Kg pakan yang dihabiskan untuk mendapatkan 1 Kg daging. Semakin besar hasil baginya berarti konversi pakannya besar, maka efisiensi penggunaan pakan semakin kurang baik, dan begitu juga sebaliknya.

pertumbuhan broiler secara optimal pada minggu 4-6minggu, karena ketika memasuki umur 7 - 8 minggu pertambahan berat badan broiler/minggu merosot dan tidak seimbang antara pertumbuhan (adg) dengan makin meningkatnya pakan yang dikonsumsi, yang mengakibatkan konversi pakan semakin bengkak, jadi lebih menguntungkan apabila broiler dijual lebih awal.

Faktor lain yang harus dipertimbangkan adalah kegemaran konsumen disuatu daerah, dimana pada daerah tertentu konsumen lebih suka ayam kecil dengan beratnya kurang dari 1 kg, sedangkan didaerah lain konsumen lebih suka ayam besar dengan berat 1,5 – 2 kg serta ada juga yang menyukai ayam dengan berat diatas 2 kg.

Peternak tentu mengharapkan hasil yang maksimal dengan konversi pakan yang baik. Sepatutnyalah para peternak broiler membuat perencanaan yang matang khususnya dalam menentukan waktu dan proses pelaksanaan panen, sehingga apa yang diharapkan dari broiler tersebut dapat tercapai. dengan kondisi tersebut, sebaiknya peternak melakukan penghitungan biaya titik impas (break event point) pada udaha peternakannya. selain itu juga, pada saat panen peternak harus sangat memperhatikan berbagai hal. yang perlu diperhatikan pada saat akan panen .

WASPADA TERHADAP ASAP HASIL PEMBAKARAN BATUBARA



PASCA kenaikan harga BBM membuat sebagian besar ibu-ibu rumah tangga rakyat kecil beralih menggunakan kompor briket batubara untuk memasak. Pilihan tersebut hanya didasari oleh keinginan menghemat pengeluaran. Karena harga 1 kg. briket batubara seharga Rp.1.000,- dapat menggantikan 1 liter minyak tanah yang harganya sekitar Rp.2.500,-.
Beberapa produsen kompor briket batubara mengaku bisa menjual 20 hingga 30 kompor per hari seharga Rp.60.000,- hingga Rp.65.000,- selang 3 minggu pasca kenaikan BBM. Pemerintah juga telah memutuskan untuk membantu rakyat miskin dengan membagikan 10 juta tungku briket batubara yang dibagikan secara gratis bagi penduduk miskin. Sepintas keputusan itu memang cukup baik, ditengah-tengah himpitan hidup, rakyat kecil mendapatkan angin segar.
Namun perlu diwaspadai bahwa penggunaan briket batubara untuk memasak tersebut me-nimbulkan masalah baru yang lebih serius.
Pada pertemuan dunia Sustainable Development (pembangunan berkelanjutan) di Bali tahun 2002, dikemukakan oleh Partnership for Clean Indoor Air (Kemitraan untuk udara bersih di dalam ruangan), bahwa penggunaan bahan bakar padat di dalam ruangan sangat bertentangan dengan inisiatif untuk kesehatan masyarakat. Salah satunya yang dibahas adalah risiko kesehatan yang bakal diterima jutaan penduduk negara berkembang jika briket batubara digunakan untuk memasak.
Saat ini diperkirakan lebih dari 1,6 juta orang telah meninggal setiap tahunnya akibat terkena infeksi pernapasan dan dampak pembakaran bahan bakar padat (Sumber WHO). Di antaranya yang paling banyak meninggal adalah perempuan termasuk ibu-ibu dan anak-anak.
Hasil penelitian yang dimuat American Journal of Epidemiology menyatakan bahwa memasak di dalam ruangan dengan bahan bakar padat, termasuk batubara, tanpa cerobong asap, akan meningkatkan risiko kanker paru secara signifikan. Lain halnya memasak dengan cara modern “menggunakan bahan bakar cair” akan menurunkan risiko tersebut.
Batubara dan perangkatnya yang dibakar untuk memasak dapat menghasilkan zat-zat racun seperti sulfur, merkuri, arsenik, selenium dan fluorida. Selama pembakaran, batubara juga menghasilkan polyevclie aromatic hydrocarbons yang dapat menyebabkan kanker tenggorokan dan kanker paru. Di samping itu zat-zat tersebut dapat meningkatkan risiko infeksi pernapasan kronis seperti bronchitis dan emfisema.
Para peneliti dari US Geological Survey and the Institute of Geochemistry, Guizhou, juga memperkirakan paling sedikit 3.000 penduduk di Provinsi Guizhou di barat daya China telah keracunan arsen kronis yang disebabkan mengkonsumsi makanan yang dimasak di atas api batubara.
Disamping itu bahan perekat bubuk batubara dari tanah liat untuk membuat briket, dapat meningkatkan kandungan fluorida pada batubara tersebut. Hal ini telah menimbulkan 10 juta penduduk China menderita penumpukan fluoride pada gigi dan tulang yang menyebabkan perubahan bentuk tulang.
“Kekurangan” lain penggunaan briket batubara adalah ketidakpraktisan. Memasak dengan briket batubara masih juga menggunakan sedikit minyak tanah, karena briket yang berada dilapisan paling atas pada tungku batubara tersebut harus direndam dulu dengan minyak tanah selama 10 menit. Setelah briket terendam, baru kemudian dibakar. Proses pembakaran ini akan berlangsung sampai 20 menit, sampai briket batubara menjadi bara, baru kemudian setelah ini peralatan masak dapat dinaikkan ke atas tungku. Hal tersebut akan semakin merepotkan pengguna.
Meskipun harga briket batubara lebih murah daripada minyak tanah, tetapi 1 kg. briket batubara hanya mengandung 60% energi (5.500 kcal) daripada yang dikandung minyak tanah (8.900 kcal). Selain itu energi briket batubara hanya separoh dari 1 kg. gas elpiji (11.900 kcal).
Kebijaksanaan menggunakan bahan bakar pengganti minyak tanah tersebut seharusnya lebih dulu dilakukan kajian secara komprehensif dan melalui hasil penelitian (berbasis penelitian) yang melibatkan berbagai pihak terkait termasuk perguruan tinggi, tidak hanya sekadar keputusan ekonomi yang hanya disosialisasikan lewat siaran pers saja.
Bahan bakar biomassa merupakan energi yang terbarukan (kotoran hewan, sabut kelapa, dll.) justru lebih akrab dan merakyat di pedesaan ketimbang batubara, disamping lebih mudah bahan bakunya dan murah, bahan bakar ini juga tidak serumit batubara.
Berita terakhir, pemerintah menganjurkan agar ibu rumah tangga beralih dari minyak tanah ke gas karena persediaan gas nasional yang besar, sementara minyak bumi makin terbatas produksinya. Tujuan lain dari pemerintah agar industri beralih ke gas, juga mobil taksi secara bertahap memakai gas. Tujuan baru selalu menimbulkan pro dan kontra...Siap, maju?
Fr. Teddy Darmawan PT.Central Proteinaprima, Semarang.(Sumber : Suara Merdeka Mei 2006)

Buletin CP no 78/Tahun VII

Rabu, 11 Februari 2009

Suhu Pas, Ayam Giras, Peternak Puas

Kontrol suhu di awal brooding perlu dilakukan tiap 2 jam. Terlambat sedikit, akan cukup fatal bagi DOC pada proses selanjutnya

Pengaturan suhu sangat penting selama periode brooding, karena suhu tubuh DOC sangat labil. Sehingga kondisi lingkungan yang terlalu dingin atau terlalu panas akan sangat berpengaruh terhadap ketahanan tubuh DOC tersebut. Dalam mengelola periode brooding dari suatu peternakan perlu diketahui data-data tentang kondisi suhu di sekitar kandang. Perlu dipastikan temperatur tertinggi dan temperatur terendah dari lingkungan. Dengan data-data tersebut akan dapat diatur besaran suhu yang harus diberikan pada saat suhu lingkungan ada di titik terdingin maupun di saat titik yang terpanas. Di samping itu, dinamika panas ini akan berpengaruh pula pada pemakaian gas elpiji di kandang. Sehingga, dengan dilakukannya pengaturan akan dapat mengurangi pemakaian gas elpiji. Dengan kata lain, efisiensi. Untuk mencapai tujuan tersebut, pemakaian alat bantu seperti termometer, hygrometer memang diperlukan. Tetapi tidak semata-mata tergantung pada alat tersebut, karena tubuh kita pun sejatinya dapat digunakan sebagai alat bantu. Apabila suhu lingkungan terlalu panas kita pun akan dapat merasakannya. Di Daerah Dingin Untuk daerah dengan suhu lingkungan 18� C � 23� C, pengaturan suhu hendaknya dapat diatur sesuai dengan standar yang diharapkan. Misalnya, pemakaian tirai-dalam agar suhu hangat tetap dapat dipertahankan. Dalam kasus ini, yang dipentingkan kualitas pemanas bukan kuantitas pemanas. Bila pemanas terlalu banyak (dalam hal ini jumlah gasolec) maka DOC tidak akan nyaman meski terasa hangat. Pasalnya, pertumbuhan bisa terhambat, apalagi bila jumlah tempat minum kurang memadai. Kontrol suhu pada saat awal brooding perlu dilakukan setiap 2 jam. Terlambat sedikit saja akan cukup fatal bagi DOC pada proses selanjutnya. Pada daerah dingin kontrol kelincahan dan kenyamanan lingkungan merupakan kunci keberhasilan. Karena akan berkorelasi pada feed intake, dan DOC pun tidak kedinginan. Jadi yang lebih penting dilakukan adalah kontrol dari penjaga kandang brooder. Harus jeli kapan kita menaikkan suhu, kapan kita menutup tirai dalam dan kapan kita harus buka tirai dalam. Pada prinsipnya, di daerah dingin sekalipun gasolec tidak harus terlalu banyak jumlahnya, yang penting kondisi nyaman. Pada daerah dingin, bila panas yang diberikan dalam jumlah berlebihan dan tak ada kontrol maka ayam akan dehidrasi akibatnya dapat diduga ayam lemas, intake rendah sehingga rawan pertumbuhannya terhadap gangguan-gangguan penyakit. Untuk Daerah Panas Demikian pula di daerah panas meski umur 1 hari, kalaupun suhu kandang terasa panas dan kering maka tirai dapat dibuka, terutama dari arah yang berlawanan asal angin. Bila tirai tidak dibuka akan mungkin terjadi dehidrasi yang berdampak pada gangguan pertumbuhan. Gangguan di atas akan terjadi pula pada daerah panas bila kontrol udara kurang baik yang berakibat ayam juga kedinginan dengan akibat yang kurang lebih sama. Kuncinya, hindari saat masa brooding ayam terkena angin secara langsung. Permainan suhu ini perlu juga dilakukan pada petelur saat grower dan layer agar kondisi dalam kandang nyaman. Secara keseluruhan, pentingnya kita melakukan permainan suhu baik pada saat starter, grower, dan layer. Serta pentingnya perawat/pelaku. Produktivitas ayam sangat dipengaruhi suhu lingkungan.

sumber

Memantau Lingkungan Kandang Unggas




DR Dhia Alchalabi
Poultry International September 2001

Faktor penting yang dapat mempengaruhi produksi unggas adalah biaya pakan seba gai faktor esensial untuk memaksimalkan keuntungan. Menurunkan nisbah konversi pakan (FCR) berarti penghematan biaya dan akan memberikan lebih banyak kelelu keleluasaan dalam menentukan harga produk. Semua konsumen akan selalu mencari produk dengan harga murah tetapi berkua litas baik. Produsen yang lebih mampu mengendalikan parameter produksi akan lebih dominan dalam mempengaruhi pasar karena satu nilai FCR dapat berarti jutaan rupiah tergantung besar nya skala peternakan.

Mengendalikan lingkungan ayam merupakan salah satu parameter produksi yang vital, di anta ranya berasal dari pengumpulan data dan hasil pemantauan di kandang. Informasi yang baik dan bisa diandalkan adalah penting untuk pengambilan kepu tusan sedangkan pengumpulan data yang tidak akurat akan menyebabkan kesalah an dalam mengambil keputusan.

Pada tahap awal perlu diidentifikasi kebutuhan-kebutuhan ayam dan kendala yang terdapat di peternakan. Ayam-ayam yang dipelihara saat ini berbeda dibandingkan sepuluh tahun lalu. Oleh karena itu dibutuhkan kondisi lingkungan yang lebih baik untuk hasil yang baik. Hal yang sama diterapkan pada cara pemberian pakan. Meng gunakan pakan apa saja, hasilnya akan tergantung pada kondisi lingkungan. Pakan tidak berubah setiap hari sedangkan lingkungan selalu berubah.

Ayam yang menderita gangguan kesehatan atau kerusakan paru-paru pada minggu pertama pertumbuhan tidak akan berpenampilan baik di umur-umur selanjutnya, bagaimanapun baiknya lingkungan. Adalah penting untuk menyediakan lingkungan yang baik dan sehat sejak hari pertama pemeliharaan ayam. Meskipun ini membutuh kan investasi cukup mahal untuk pengum pulan data dan sistem pemantauan. Jika target kerjanya bisa dicapai dapat memperkecil FCR dan memperbaiki status kese hatan ayam maupun pekerja kandang. Bagi perusahaan besar, satu nilai FCR bisa bernilai lebih dari 3 miliar rupiah setahun.

Masalah paling serius yang dihadapi ayam pada umur awal adalah keterbatasan lingkungan dan manajemen pemeliharaan. Anak ayam seringkali menderita akibat suhu tinggi, kelembaban rendah dan tingginya konsentrasi karbon dioksida, dikombi nasikan dengan ventilasi yang jelek. Situasi ini tercipta karena banyak peternak berupaya menghemat biaya bahan bakar deng an membatasi ventilasi dan meresirkukulasi udara dalam kandang dengan pemanasan ulang. Tindakan ini menjadi lebih parah pada malam hari karena kandungan gas berbahaya, suhu dan kelembaban bisa melewati kisaran yang direkomendasikan. Jika cuaca jelek sepanjang hari, ma ka situasi sulit seperti ini akan terus berulang siang dan malam. Menyebabkan penu runan kesehatan ayam dan penampilan produksi akan turun sepanjang siklus peme liharaan.

Pengendalian parameter lingkungan yang bisa dipantau secara ilmiah adalah penting. Sistem ini dapat juga digunakan membantu manajer untuk mendidik peternak dengan cara memberikan demonstrasi praktis atas teknik pengendalian parameter - parame ter lingkungan yang penting. Peternak harus menyadari bahwa lingkungan yang lebih baik bagi ayam berarti keuntungan yang lebih baik.

Mengukur Parameter

Banyak faktor lingkungan mempengaruhi pertumbuhan ayam, serta biaya kesehatan konsumen, peternak dan ayam itu sendiri. Adalah penting untuk memantau, mengu kur dan mengendalikan parameter-parameter yang bisa mempengaruhi produksi dan menyadari bahwa parameter terse but saling berkaitan. Parameter-parameter penting tersebut dapat dikelompokkan menjadi faktor lingkungan dan manajemen. Faktor- faktor lingkungan mempunyai pengaruh yang besar terha dap tingkat produksi daging dan telur ayam. Termasuk di dalamnya adalah suhu, kelembaban, cahaya (lama hari siang dan intensitasnya), kadar amonia (NH3), karbon dioksida (CO2), oksi gen (O2), serta kondisi ventilasi udara (pergerakan udara), enerji surya, dan kualitas udara.



Gbr 1. Penempatan sensor dalam kandang broiler dengan extractor fan ditaruh di dinding
(DR Dhia Alchalabi, Poultry Indonesia, Sept 2001)


Gbr 2. Penempatan sensor dalam kandang broiler dengan extractor fan ditaruh di atap
(DR Dhia Alchalabi, Poultry Indonesia, Sept 2001)

Penempatan Sensor

Lokasi penempatan sensor suhu adalah penting untuk memperoleh gambaran yang jelas menge nai penyebaran suhu di dalam kandang. Beberapa patokan yang penting adalah :
1. Tempatkan alat (probe) pada area lingkungan ayam yang efektif (lingkungan mikro)
2. Selalu menempatkan alat pada posisi masuk (inlet) untuk memperoleh data suhu dan kelem
baban nisbi dari udara luar, dan pada posisi keluar (exhaust fan) untuk mengetahui rata-rata
parameter di dalam kandang
3. Tempatkan alat pada sisa daerah lainnya seperti dekat tempat minum dan jalur tempat makan
(feeder) sehingga bisa diketahui apakah sistem ventilasi sudah cukup dan bekerja dengan
baik untuk daerah yang seharusnya
4. Bagi area kandang menjadi 2 atau 3 blok memanjang sisi kandang. Tempatkan alat diagonal
mulai dari dekat tempat minum di posisi inlet dan berakhir di dekat tempat makan (fan). Tem
patkan beberapa alat pada aliran udara untuk memperoleh gambaran mengenai perubahan
suhu pada sistem ventilasi yang sedang bekerja. Tempatkan beberapa alat antara fan untuk
memperoleh gambaran mengenai peningkatan suhu pada saat sistem ventilasi sedang berja
jalan atau dimatikan
5. Periksa alat sesering mungkin untuk memastikan tidak terjadi pergeseran, kotor atau rusak.
Bersihkan setiap minggu. Apabila periode pemrograman tidak bisa meliput sepanjang perio
de pemeliharaan, buat catatan di bawah alat untuk melakukan program ulang sebelum kehi
langan data. Baca data seminggu sekali untuk menghindari kehilangan data apabila terjadi
kerusakan alat
6. Alat tidak boleh bersentuhan dengan dinding maupun permukaan lainnya
7. Lindungi alat dari ayam dan gangguan luar (sinar matahari dan hujan). Jika ditempatkan di
luar lindungi dengan gelas plastik yang dilubangi untuk mempertahankan ventilasi yang
cukup di sekeliling alat
8. Jangan menggunakan warna merah pada alat karena ayam cenderung menyerang dan meru
saknya.

Pemahaman Data Dari Alat

Adanya perbedaan antara suhu di luar, sisi keluar / pinggir (fan) dan di dalam kandang akan memberikan informasi berguna tentang apa yang terjadi di dalam kandang.

Apabila perbedaan antara suhu luar dan dekat / pinggir fan berkisar 4 oC maka ini berarti :
1. Suhu udara luar menyedot panas di dalam tetapi ini tidak cukup untuk menurunkan suhu ke
tingkat yang diinginkan.
2. Pergerakan udara rendah
3. Suhu di dalam akan meningkat sejalan dengan perubahan waktu.

Apabila perbedaan suhu luar dan dekat / pinggir fan kurang dari 2 oC maka ini berarti :
1. Udara luar tidak menyedot panas di dalam dan tidak menurunkan suhu di dalam kandang.
Situasi ini dapat terjadi pada musim dingin atau malam hari yang dingin. Biasanya udara
mengarah langsung ke atap kandang
2. Pergerakan udara tinggi
3. Suhu dan kelembaban nisbi di dalam bisa meningkat

Apabila terdapat perbedaan yang tinggi antara suhu di dalam dan dekat / pinggir fan maka ini berarti :
1. Bagian sisi kandang (pinggir) ini tidak memperoleh udara yang cukup,
2. Ada kemungkinan terjadi peningkatan kadar CO2, NH3 dan suhu

Apabila suhu dari salah satu alat yang diletakkan di dalam kandang berubah secara mendadak maka ini berarti :
1. Ada suatu perubahan arah udara
2. Sistem ventilasi pada tahapan yang lebih tinggi / cepat sedang diaktifkan
3. Alat menyentuh bagian permukaan yang lebih dingin atau lebih panas.

Daftar Parameter Lingkungan

Selama masa pertumbuhan ayam broiler akan menghasilkan gas dan produk limbah. Produk ini akan berakumulasi sepanjang waktu dan menyebabkan perubahan substansial terhadap kuali tas udara dalam kandang broiler. Cemaran utama yang biasa terjadi dalam udara adalah debu, NH3, CO2, CO dan uap air yang dapat menimbulkan efek merugikan. Pengaruh langsung dari debu dan NH3 meliputi kerusakan fisik permukaan lambung, yang menyebabkan menurunnya resistensi terhadap penyakit, berkurangnya konsumsi makan dan pada kondisi yang parah menyebabkan buruknya pertumbuhan ayam. Kehadiran gas berbahaya akan menekan pengam bilan oksigen mengingat adanya kompetisi antara unsur-unsur kimia secara langsung. Ini penting diperhatikan sebab ascites cenderung terjadi pada tingkat oksigen yang rendah. Kan dungan tinggi dari CO2 dan CO juga membatasi pengambilan O2. Pada kadar konsentrasi yang lebih tinggi, kehadiran kedua gas tersebut bisa berakibat fatal.

Kelembaban Nisbi

Tingkat kelembaban lingkungan berpengaruh langsung terhadap kehilangan panas laten tubuh ternak. Tingkat kelembaban juga secara tidak langsung akan mempengaruhi penampilan ternak akibat konsentrasi debu dan bakteri pathogen meskipun masih sedikit dokumentasi ilmiah yang mendukung keterkaitan ini. Meningkatnya kelembaban akan merugikan produksi ternak pada suhu tinggi. Pada umumnya perubahan kelembaban tidak menimbulkan respon terhadap pertum buhan ternak pada suhu lingkungan di bawah 24 oC. Alat pengukur kelembaban harus diletak kan berdekatan dengan alat suhu. Beberapa sensor suhu mempunyai sensor kelembaban, se hingga sekaligus memungkinkan untuk mengukur kelembaban nisbi.

Tabel 1. Cemaran Udara Paling Penting dan Pengaruhnya

Amonia (NH3) Dapat dideteksi dengan penciuman pada konsentrasi di atas 20 ppm. > 10 ppm menyebabkan kerusakan permukaan paru-paru. >20 ppm meningkatkan kepekaan terhadap penyakit pernapasan. > 50 ppm menurunkan laju pertumbuhan. Rekomendasi batas atas : 10 ppm
Karbon Dioksida (CO2) >0,35 % (3500 ppm) menimbulkan nodul-nodul kartilaginus pada paru-paru yang berkaitan dengan ascites. Fatal pada konsentrasi tinggi. Rekomendasi batas atas 2500 ppm
Debu Menyebabkan kerusakan permukaan paru-paru. Meningkatkan kepekaaan terhadap serangan penyakit. Gunakan ventilasi untuk mengurangi debu.
Kelembaban Pengaruhnya bervariasi menurut suhu. Pada 29 oC Rh 70 % menghambat pertumbuhan karena ayam tidak mampu mendinginkan dirinya sendiri. Kualitas litter memburuk pada kelembaban tinggi menyebabkan poenurunan kualitas produk pada saat prosesing. Rekomendasi dalam kisaran 65 - 75 %
DR Dhia Alchalabi, Poultry INternational, Sept 2001

Karbon Dioksida

CO2 adalah gas yang tidak berbau, tidak berwarna dan satu setengah kali lebih berat dibanding kan udara. Seringkali keberadaan CO2 diabaikan sebagai parameter pengukuran. Penelitian menunjukkan bahwa ventilasi yang biasa digunakan untuk mengendalikan suhu dan kelembab an sudah cukup untuk mengendalikan CO2. Gas ini menyebabkan gangguan sesak napas se hingga perlu diperhitungkan pada konsentrasi yang tinggi. Tingkat konsentrasi maksimum yang masih direkomendasikan untuk kandang ayam adalah 2500 ppm. CO2 merupakan limbah dari proses metabolisme tubuh bersamaan dengan dihasilkannya panas dan kelembaban.

Amonia

NH3 adalah gas yang tidak berwarna, beratnya lebih ringan dibandingkan udara, larut dalam air dan berbau tajam / menyengat. Konsentrasi NH3 dalam kandang ayam cukup bervariasi antara l5 - 90 ppm. Gas ini merupakan produk limbah dari proses biologis dekomposisi feses, sehingga masalah kebanyakan timbul pada saat kotoran terakumulasi di dalam litter. Pemantauan atas gas ini dapat dilakukan bersamaan dengan perlakuan terhadap CO2. Kedua jenis gas ini dapat menjadi indikator yang baik atas kualitas udara dan keefisiensn dari sistem ventilasi kandang yang dipergunakan.

sumber

Teknologi Probiotik dan Keseimbangan Bakteri Percernaan

KONDISI pencernaan manusia memiliki peranan penting dalam menjaga tubuh tetap bugar dan sehat, meskipun usia seseorang kian senja. Hal ini terbukti dari hasil penelitian terhadap manusia yang mampu mencapai usia lebih dari 80 tahun. Ternyata mereka memiliki kebiasaan selain banyak tertawa,
denyut jantung yang teratur dan tidak deras, juga jarang mengalami gangguan pencernaan. Terkait dengan gangguan pencernaan, menurut beberapa penelitian, ternyata gangguan pencernaan banyak disebabkan bakteri pathogen (penyebab penyakit). Bifidobacterium merupakan bakteri menguntungkan. Bayi yang mengkonsumsi ASI memiliki 92% bakteri itu.

Jika mulai besar dan minum susu kaleng atau makanan lainnya, jumlah bakteri berkurang menjadi 20%. Sebaliknya jumlah bakteri E. coli yang menyebabkan penyakit, bertambah dari 4% menjadi 24%, sehingga anak-anak yang mulai besar akan banyak mengalami masalah pencernaan. Saat dewasa, jumlah bakteri Bifi do semakin berkurang menjadi tinggal 7%. Sebaliknya, bakteri pathogen justru bertambah. Semakin lanjut usia seseorang, semakin banyak masalah sembelit dan gangguan pencernaan yang dideritanya. Menyikapi fakta tersebut, ada pertanyaan yang harus diketahui : bagaimana sebenarnya “kisah” bakteri usus dalam system pencernaan manusia? Dan bagaimana caranya untuk mencapai kondisi sistem pencernaan yang sehat? Kalau diteliti, di dalam tubuh manusia ada “rumah” berbagai bakteri, berupa saluran pencernaan manusia yang panjangnya mencapai 9 meter (dari mulut hingga saluran pembuangan).

Dalam setiap 1 milimeter air liur saja, ternyata ditemukan sekitar 100juta bakteri. Sedangkan di dalam usus wanita dewasa terdapat sekitar 0,8 kg bakteri. Berbicara mengenai bakteri, anda jangan langsung menghubungkan dengan hal-hal yang merugikan kesehatan. Sebab, dalam tubuh manusia ada dua jenis bakteri, yaitu bakteri jahat dan baik. Adapun prosesnya, secara sederhana dapat digambarkan bahwa bakteri masuk ke dalam usus bersama makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Sepanjang perjalanannya, bakteri mengalami berbagai hambatan. Pada saat memasuki lambung, sebagian besar bakteri mati oleh asam lambung (HCL).

Hambatan berikutnya terjadi dalam usus halus, terutama usus dua belas jari (duodenum), pelepasan cairan empedu dan pankreas yang berguna untuk mencerna lemak, protein, serta gula, juga mematikan sejumlah bakteri. Tapi, pada ujung usus halus, yaitu ileum dan jejunum, terjadi proses penetralan isi usus oleh getah pencernaan. Kondisi ini, ditambah dengan lambatnya laju pergerakan isi usus, membuka kesempatan bagi bakteri yang bertahan untuk berkembang biak. Terkait bakteri yang hidup di ujung usus halus, menurut Prof Dr FG Winarno (2003),untuk bakteri yang baik itu bertugas memproduksi zat gizi esensial seperti vitamin dan asam organik, untuk diserap dan dimanfaatkan oleh epitel dinding usus dan organ vital tubuh lainnya, seperti hati. Sedangkan bakteri jahat akan membentuk senyawa busuk yang didetoksifi kasi dalam hati dan dikeluarkan melalui tinja dan urine. Bila jumlah senyawa busuk ini sangat banyak, berarti proses detoksiIIkasi tidak berjalan sempuma. Sebagian besar senyawa ini akan masuk ke dalam darah dan beredar ke seluruh tubuh. Kondisi ini dapat menimbulkan berbagai penyakit dan mempercepat proses penuaan.

Menjaga keseimbangan bakteri’
Menyikapi pergolakan bakteri baik dan bakteri jahat di dalam usus halus manusia, hat terpenting yang harus dilakukan adalah menjaga kondisi kesehatan usus agar tetap aman. Dalam konteks mi, menurut Dr Muhammad Yazid Manap, PhD, pakar probiotik dari Universitas Putra, Malaysia, yang terpenting dalam menjaga kesehatan usus adalah menjaga keseimbangan bakteri usus. Keseimbangan yang baik adalah 80 : 20 (80 persen bakteri baik/anaerobic dan 20 persen bakteri tidak baik/aerobic).

Perbandingan ini terdapat pada bayi yang 100 persen mengonsumsi ASI. 20 persen bakteri aerobic tetap dibutuhkan untuk gerak peristaltic usus. Seiring dengan perkembangan teknologi, saat ini telah dikembangkan pangan fungsional yang menggunakan mikroorganisme dalam makanan. Hasil penelitian di bidang pangan fungsional yang berkembang pesat saat ini adalah berupa probiotik dan prebiotik. Probiotik adalah bakteri hidup dalam makanan yang apabila dimakan dapat menjaga keseimbangan bakteri dalam saluran pencernaan. Dalam arti lain, probiotik ini merupakan jenis pangan dengan kandungan bakteri hidup yang tahan melewati rintangan fi sik dan kimia dalam saluran pencernaan. Bakteri yang dititipkan dalam pangan ini kemudian aktif berbiak membentuk koloni yang melapisi bagian dalam usus. Adapun jenis pangan fungsional probiotik yang telah dikembangkan adalah susu dan olahan fermentasinya, seperti yoghurt dan es krim (baik cair maupun serbuk). Sementara itu, prebiotik adalah baban makanan bagi bakteri probiotik agar tumbuh subur dalam pencernaan. Pangan prebiotik berisi serat yang tidak dapat dicerna, namun dapat difermentasi menjadi hidangan untuk menstimulasi kehidupan bakteri usus yang menguntungkan. Contoh makanan prebiotik adalah serat pangan (dietary fi ber), yaitu buah-buahan, sayuran, kacangkacangan, dan bij i-bij ian.

Menurut Muhammad Yazid Manap, sebenarnya penggunaan mikroorganisme dalam makanan telab lama dilakukan manusia, dengan dua alasan. Pertama, alasan teknologi. Mikroorganisme dapat mengubah bahan mentah/dasar menjadi produk baru, melalui proses fermentasi, misalnya susu menjadi yoghurt, singkong menjadi tape, dan lain-lain. Kedua, alasan kesehatan. Telah terbukti bahwa mikroorganisme probiotik dapat mengurangi kerugian yang ditimbulkan bakteri patogen. Bukti ini diperkuat lagi dengan kenyataan betapa orang Bulgaria, rata-rata berumur panjang karena rajin memakan yogurt. Untuk mendapatkan system pencernaan yang sehat, para ahli pangan telah mempelajari manfaat gizi dan fungsi bahan pangan pada tubuh manusia, termasuk jenis pangan probiotik. Dalam hat ini, menurut Muhammad Yazid Manap PhD, (1998), paling tidak ada empat fungsi utama dari pangan probiotik. Perta- ma, menjaga keseimbangan bakteri usus. Kedua, menurunkan kadar kolesterol darah. Ketiga, mencegah pembentukan sel kanker, dan keempat, membantu pencernaan laktosa.(gula dalam susu), sebab banyak orang Asia yang tidak dapat mencernakan susu, sehingga menyebabkan diare.

Sistem pencernaan sehat
Sementara itu, dalam pandangan FG Winarno, selain serat, zat lain yang dibutuhkan tubuh untuk mengembangkan sistem pencernaan yang sehat adalah antioksidan, seperti vitamin C, betakaroten, dan teh hij au, serta golongan asam, seperti asam amino dan asam folat. Antioksidan berfungsi melindungi sekitar 70 miliar sel tubuh dari proses penuaan dengan cara “menangkap” radikal bebas yang merusak sel-sel, membuat sakit dan penuaan. Vitamin C memperkuat system ketahanan tubuh dan berperan ,dalam pertumbuhan gigi, tu1ang dan darah. Betakaroten adalah bentuk awal vitamin A yang mempertahankan lapisan lender dan memperkuat pertahanan kulit menghadapi infeksi, sedangkan teh hij au membersihkan pembuluh darah dan melindungi sel-sel dari radikal bebas yang merusak dan menghambat pertumbuhan sel-sel kanker.

Asam amino adalah struktur protein terpenting untuk mempertahankan hidup. Jika tidak diperoleh dari asupan makanan, asam amino dalam tubuh akan digunakan untuk proses perbaikan sel. Akibatnya, asam amino cadangan tubuh berkurang dan berdampak nyata pada kulit yang menua, otot cepat kendur, dan melemahnya kekebalan tubuh. Sedangkan asam folat berperan penting dalam proses pembelahan dan pembentukan sel-sel baru. Akhirnya, untuk mencapai tubuh yang sehat dan awet muda, salah satu faktor yang menentukan adalah kondisi kesehatan saluran pencernaan. Dengan adanya teknologi probiotik, kita tidak usah khawatir untuk mencapai kondisi sistem pencernaan yang sehat. Dengan mengonsumsi pangan probiotik, tubuh akan terbantu dalam menjaga keseimbangan bakteri dalam saluran pencernaan. Kalau penasaran, silakan mencoba Arda Dinata AMKL (Staf Loka Litbang Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Ciamis, Balitbang Kesehatan Depkes,
22 Januari 2006.

Buletin CP Edisi Nomor 80/tahun VII

Lantai Kandang Ayam Tanpa Sekam

ADA beberapa tipe lantai kandang ayam broiler (pedaging/potong) yang dipakai peternak di Indonesia yaitu lantai tanah/semen (deep litter), berbilah (berlubang) (all-slat) dan kombinasi (slat and litter. Lantai tanah/semen adalah kandang yang lantainya dari tanah dipadatkan atau disemen dan di atasnya ditabur bahan alas lantai seperti sekam. Lantai berbilah, adalah kandang dibuat model panggung yang lantainya dibuat jajaran kayu dengan celah antarkayu sekitar 1-2 cm sehingga kotoran jatuh ke tanah, sedang kombinasi yaitu kandang sebagian lantai tanah dan sebagian panggung biasanya digunakan di pembibit ayam (breeding farm)

Pada kandang berlantai tanah biasanya lantai ditaburi/dialasi dengan sekam setebal 5 sd 10 cm dan digunakan memelihara ayam broiler dari umur 1 hari sampai panen (42 hari), jika basah/lembab sekam dibalik atau diganti yang baru. Pada kandang panggung lantai dialasi plastik/terpal dulu baru ditebar sekam dan digunakan untuk memelihara ayam dari umur 1 sd 14 hari untuk menghindari kaki ayam terperosok, setelah itu alas plastik/ terpal dikeluarkan sehingga kotoran jatuh ke tanah. Untuk bahan alas lantai yang biasa digunakan peternak adalah sekam, mungkin alasan utama adalah murah dan mudah didapat, namun karena sekam sekarang bersaing dengan usaha industri batu bata maka harga meningkat dan sampai peternak di Kedu Temanggung kesulitan sekam dan mengancam kelangsungan usaha peternakannya (KR Sabtu Pahing 14 Juli 2007 hal 12).

Bahan Lantai Kandang

Sebenarnya peternak dapat menggunakan bahan alas lantai kandang (litter) tidak harus sekam, boleh dari bahan lain karena hakikatnya bahan yang dipakai harus mempunyai daya serap terhadap air tinggi. Menurut Brake (1992) bahwa bahan litter yang baik adalah bahan yang: 1) bersifat absorben, 2) bebas debu, 3) sukar untuk dimakan ayam, 4) tidak beracun, 5) murah/berlimpah, dan mudah diangkut/diganti.

1. Absorben maksudnya mempunyai daya serap terhadap air tinggi sehingga kotoran cepat kering.

2. Bebas debu maksudnya jika sudah ditempatinya ayam tidak mengeluarkan debu yang dapat menyebabkan iritasi pada mata ayam maupun pekerja.

3. Sukar untuk dimakan ayam maksudnya ukuran partikel bahan litter lebih besar dibanding ukuran partikel pakan terutama di awal pemeliharaan.

4. Tidak beracun maksudnya jika bahan litter ada yang termakan oleh ayam tidak akan mematikan ayam.

5. Murah dan mudah didapat maksudnya bahan yang dipakai tidak menjadikan biaya produksi jadi meningkat tajam dan ketersediaannya kontinyu.

6. Mudah diangkut/diganti maksudnya jika di dalam kandang litter basah/lembab sekam dibalik atau diganti yang baru.

Penelitian Grundey (1980) dan Wihandoyo (2001) memberi informasi daya serap air dari bahan litter seperti tertera pada Tabel 1.

Sudah banyak penelitian bahan untuk litter seperti, sekam dilaporkan Haque dan Chowdhury (1994), potongan kertas dan tatal kayu halus dilakukan oleh Lien et al (1992) kulit kacang oleh Lien et al (1998) semua hasilnya tidak mempengaruhi karakteristik produksi dan kesehatan, kematian, berat badan, konsumsi pakan, konversi pakan, hasil karkas, kasus lepuh dada ataupun kelainan kaki pada ayam broiler. Bahan selain sekam semestinya dapat digunakan oleh peternak kita untuk bahan litter seperti: serbuk gergaji, serpihan kayu, kulit kacang, kulit kedele, tongkol jagung, ampas tebu, potong-potongan jerami, perca kertas dll, karena bahan ini di Indonesia ada dan berlimpah.

Berbagai bahan lokal untuk alas lantai (litter) kandang ayam broiler juga telah diteliti oleh Wihandoyo (2001) dan hasilnya tertera pada Tabel 2.

Dari beberapa hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bahan litter tidak harus dari sekam, karena selain daya serap air tidak tinggi (Tabel 1), juga prestasi ayam broiler yang dipelihara pada lantai litter dari sekam tampak sama dengan dari bahan lain (Tabel 2).

Ini artinya peternak tidak perlu memaksakan memakai sekam untuk bahan litter, tetapi bisa diganti bahan lain jika sekam sulit dan mahal. Atau peternak dapat menggunakan bahan litter secara bercampur (mixing materials), lebih baik lagi jika ditambah kotoran sapi kering sebab akan meningkatkan kandungan vitamin B12 karena vitamin tersebut tidak dapat disintesa di dalam tubuh ayam.

Dari artikel di KR Sabtu Pahing 14 Juli 2007 halaman 12, maka sebaiknya dan sudah waktunya serta pantas jika peternak/masyarakat tidak perlu takut untuk bertanya ke Institusi seperti Perguruan Tinggi, Dinas/lembaga terkait jika mempunyai persoalan di dalam usahanya, sehingga institusi seperti Universitas Gadjah Mada betul-betul universitas kerakyatan (ndeso) tetap dekat dengan rakyat dan hasil penelitiannya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. q - g. (1564-2007).

*) Prof Ir Wihandoyo MS PhD, Dosen Laboratorium Ternak Unggas ,Fakultas Peternakan UGM, Yogya.

sumber

Analisis Pola Aliran Udara dan Suhu di dalam Kandanc, A. am Pedaging Beratap Monitor dengan Mentgbunakan Teknik Computational Fluid Dynamic (CFD)

Dibawah Bimbingan Ir. MEISKE NVIDYARTI, M. Eng clan Dr Ir. DYAH WULANDINI, M. Si (M.06/83)

Peneliti :
UPI MUFLIHATI
Tahun
2006


RINGKASAN

Daging ayam merupakan salah satu jenis makanan sumber protein hewani yang harganya relatif terjangkau untuk mayoritas penduduk dan banyak disukai. Ayam ras broiler merupakan ternak unggas yang diusahakan dalam Skala rumah tan—a dan industri peternakan. Dalam usaha peningkatan kuantitas dan kualitas produksi, selain faktor bibit dan makanan, juga diperlukan suatu perkandangan dan manajemen pemeliharaan yang baik. Dalam hal ini kandang merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam usaha budidaya ayam ras broiler. Kandang yang baik adalah kandang yang memenuhi persyaratan teknis untuk perkembangan ayam dan mampu menyediakan kondisi lingkungan mikro yang
1~ C) yang
dibutuhkan oleh ayam. Lingkungan mikro yang sangat berpengaruh dalam budidaya ayam adalah suhu, RH, dan pola aliran udara di dalam kandang. Untuk mcn-etahui kondisi suhu dan pola aliran udara di dalam kandang dapat dilakukan analisis terhadap suhu clan pola aliran udara di dalam kandang, salah satu metoda menganalisis suhu dan pola aliran di dalam kandang adalah dengan metode Computational Flid Dynamic (CFD).
Venelitian ini bertujuan untuk menganilisis pola aliran udara dan suhu di dalam kandang ayam ras peclaging dengan menggunakan CFD, melakukan validasi suhu dan pola aliran udara hasil pengukuran dengan hasil CFD, menganilisi RH, dan menganalisis kesesuaian kandang untuk kebutuhan aNam.
In kandang
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2006 di Laboratorium Lapangan Kandang Unggas Blok B Departemen limu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diketahui bahwa hasil simulasi suhu menunjukkan pola sebaran suhu di dalam kandang sera-am, dengan stadeviasi rata-rata 0.05°C. Sedangkan pola sebaran aliran udara tidak S,-ra-_=--. dengan kecepatan udara maksimum sebesar 0.56 m/det pada bukaan kandang bagian belakanc, dan kecepatan udara minimum adalah 0.07 m bukaan ventilasi kandang bagian samping, dengan standar deviasi rata ra. kecepatan udaranya adalah 0.49m/det. Hasil validasi pada suhu menu-:_ bahwa suhu hasil pengukuran dengan hasil simulasi valid untuk simu'a-,:.' pukul 08.00, 12.00, dan 14.00, sedan-, kan untuk simulasi pada pukul 16.0C-1 valid. Nash validasi kecepatan udara menuniukkan adanva nerbcda?p vanes tin 2-` antara kecepatan udara hasil simulasi dengan kecepatan udara hasil p;:n_--_,'Kuran. RH udara rata-rata di dalam kandang adalah 73%, belum mencapai tinz Kat Yana optimum untuk kebutuhan ayam. Suhu udara minimum di dalam kandang adalah 27°C dan suhu maksimum di dalam kandang adalah 33.1 T. belum mencapai suhu kandang, optimum yang dibutuhkan oleh ayam. Dari hasil pengukuran di lapangan dan hasil simulasi disimpulkan bahwa adanya bukaan pada atap memberikan kontribusi pada sirkulasi udara yang terjadi di dalam kandang.

Departemen Teknik Pertanian

sumber : klik disini